Tahun 2022 menjadi tahun bersejarah bagi kondisi geopolitik dunia. Siapa yang menyangka, perang Rusia dan Ukraina yang meletus pada 24 Februari 2022 membuat dunia di ambang konflik berkepanjangan? Diketahui, Rusia begitu agresif melakukan serangan militer baik dari darat, udara, maupun laut.
Padahal sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin berkali kali membantah akan menyerang Ukraina meski ribuan tentaranya sudah bersiaga di perbatasan Rusia Ukraina. Namun, dalam pidatonya pada saat serangan dimulai, Putin menegaskan bahwa pihaknya tidak merasa aman dengan mendekatnya Ukraina ke NATO. Diketahui, NATO merupakan rival pertahanan Moskow.
Bahkan, Putin menyebutkan ini sebagai ancaman besar bagi negaranya apalagi usai pencaplokan Krimea pada 2014. "Rusia tidak bisa merasa aman, berkembang, dan eksis akibat ancaman konstan dari Ukraina hari ini. NATO mengancam masa depan bersejarah kita sebagai sebuah bangsa," ujarnya dalam pidato berbahasa Rusia sebagaimana diterjemahkan BBC Pada 25 Februari pagi, dua ledakan keras kemudian dilaporkan terdengar di pusat kota Kyiv, Ukraina. Ledakan tersebut terdengar ketika pasukan Rusia mulai mendekati ibu kota Ukraina
Dilansir dari CNA (25/2/2022), serangan Rusia dilancarkan ke sejumlah kota di Ukraina oleh ribuan pasukan militer. Pihak Barat menyebutnya sebagai invasi, termasuk Amerika Serikat (AS) Rusia menembakkan rudal ke wilayah Ukraina dan telah membuat puluhan ribu rakyat tewas dan luka luka.
AS dan sekutu menilai Rusia telah melanggar kedaulatan negara usai melakukan penyerangan ke Ukraina selama 9 bulan, dan dinilai sebagai kejahatan perang. Memasuki bulan kesepuluh, peperangan tersebut diketahui berlangsung dan belum terlihat ada tanda tanda berakhir. Terbaru, pada Jumat, (1612/2022), Ukraina mengeklaim telag dihantam 76 rudal oleh Rusia.
Menanggapi situasi itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersiap jika Rusia menyiapkan serangan yang lebih dahsyat. Bahkan, saat Hari Natal tiba, Rusia masih melancarkan lebih dari 10 serangan roket ke distrik Kupiansk di wilayah Kharkiv, dengan menembaki lebih dari 25 kota di sepanjang garis depan Kupiansk Lyman. Dilansir dari Reuters, Komando militer utama Ukraina mengonfirmasi bahws di Zaporizhzhia, serdadu Moskow menghantam hampir 20 kota.
Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu juga menyatakan mereka telah menewaskan sekitar 60 prajurit Ukraina di sepanjang garis kontak Kupiansk Lyman pada hari sebelumnya. Pihaknya juga mengklaim telah menghancurkan banyak peralatan militer Ukraina.